Metro M pertama menuju arah kota (inbound) biasanya datang sekitar
jam 7:05. Halte Metro terdekat jaraknya hanya sekitar 50m, berada di sudut
perempatan Broad St dan Plymouth St. Jika gagal mendapatkan kereta inbound pertama,
maka aku biasa menggunakan Metro outbound menuju stasiun Balboa Park dan dilanjutkan
dengan BART menuju stasiun Montgomery. Kelebihan dari pilihan kedua ini adalah,
waktu tempuh yang lebih cepat namun lebih mahal (yang sebenarnya bukan masalah
karena aku menggunakan kartu unlimited yang berlaku untuk Muni maupun BART).
Alasan utamanya aku kurang suka pilihan ini adalah karena kurang dapat menikmati
perjalanannya yang selalu berada di bawah tanah.
Untuk mengejar kelas pertama jam 8.05, aku sudah harus
berada di halte Metro sebelum jam 7 pagi. Dari rumah, pasti selalu panik kalau
ada bunyi lonceng Muni, menandakan bahwa mereka sudah siap berangkat. Di halte,
sekitar jam 7 paling banyak mungkin hanya ada 3 calon penumpang lain yang sudah
menunggu. Rasanya hampir tidak pernah aku berangkat bareng dengan teman serumah,
bahkan David yang jadwalnya selalu sama denganku. Di sebrang halte ada Lacy’s Barbershop
dan Ana’s Market. Hanya sekali belanja di toko itu dengan Josue untuk membeli
salsa dan dari situ pula akhirnya tau kalau banyak penutur bahasa Spanyol di
Amerika.
Setelah melewati gereja Faith Bible, Metro M akan berhenti
di halte Broad St dan Capitol Ave yang hanya berjarak satu blok dari rumah. Josue
pernah memintaku untuk ditemani ke church. Aku kira Ia ingin ke gereja itu atau
greja lainnya alih-alih ke daerah Church. Di sudut perempatan Broad St dan
Capitol Ave ada laundromat kecil tanpa nama, tempat aku biasa nge-loundry. Sedangkan
di sebrangnya, ada family mart tempat aku membeli diterjen. Laundromat Oceanview
yang lebih besar ada di dekat halte 19th Ave dan Randolph St
bersebrangan dengan self-storage yang aku lupa namanya. Gabriel pernah menjelaskan
bahwa self-storage ini memungkinkan orang untuk meniympan barangnya di sana
seperti brangkas pribadi. Wow! Aku kira itu ide brilian untuk menyimpan piring
atau gelas pesta misalnya, atau koper-koper besar yang mungkin hanya
dikeluarkan 1 tahun sekali.
Setelah melewati beberapa halte, Metro M akan melewati San
Francisco State University dan Stonestown Galleria. Aku pernah beberapa kali ke
mall tersebut hanya untuk buang air kecil dan sekali membeli sweater abu-abu di
Uniqlo. Metro pun akan berhenti beberapa kali di West Portal Ave sebelum akhirnya
masuk ke stasiun West Portal dan meuncur menuju bawah tanah. Di West Portal Ave
ini ada beberapa café dan resto, termasuk restoran tempat di mana aku pernah memohon
untuk meminjam toiletnya. Perjalanan Metro inbound kemudian akan dilanjutkan
lewat bawah tanah dari West Portal menuju stasiun Castro, Church, Van Ness,
Civic Center, Powell, dan akhirnya Montgomery, tempat aku biasa turun.
Jika tidak sedang terburu-buru, aku bisa saja turun di
stasiun Van Ness dan berjalan ke halte Metro terdekat untuk menaiki bis nomor
49. Yang ku suka dari Van Ness Ave adalah jalannya yang panjang, serta
konturnya yang naik turun. Bis 49 akan melewati San Francisco City Hall yang
megah serta gedung bioskop AMC Van Ness 14 sebelum akhirnya berbelok di Bay St
dan kemali berbelok ke Polk St, dua blok dari Hyde St, tujuanku. Namun aku
sangat jarang menggunakan jalur ini, karena aku sepertinya lebih sering
terburu-buru karena terlambat.
Seperti stasiun bawah tanah lainnya, stasiun Montgomery
terintegrasi dengan stasiun BART bawah dan bis di permukaan jalan. Aku hanya
perlu keluar melalui McKesson Plaza, di mana terdapat coffee shop di ujungnya
dan berjalan beberapa meter menuju halte bis 30 di Kearny St dan Geary St. Walaupun
bukan penikmat kopi, namun aroma kopi di McKesson Plaza selalu membuatku ingin
singgah, pun akhirnya tidak pernah terwujud karena aku selalu terburu-buru.
Ada lusinan orang menunggu di halte ini. Jika punya
kesempatan, aku akan naik bis kedua yang biasanya datang tidak terlalu lama
dari bis pertama. Kursi pojok belakang sebelah kanan selalu menjadi incaranku. Alasannya
sederhana, jika berhasil duduk di sana, maka dapat dipastikan aku akan duduk
sepanjang perjalananku, tanpa harus berdesak-desakan dengan penumpang lain
terutama saat melewati China Town. Bis 30 akan berhenti di halte Stockton St dan
Sutter St sebelum akhirnya masuk ke trowongan Stockton St. Keluar dari
trowongan ini seperti keluar dari portal antarnegara. China Town yang super
sibuk dan super rame seperti memberi kontras pada kota San Francisco di luar
sana. Begitu berhenti, bis 30 akan langsung penuh sesak dengan warga China
Town: muda, tua, ibu-ibu, anak sekolah, kakek-nenek dengan belanjaannya, dan
puluhan orang lainnya. Toko-toko berderet penuh ramai dan sesak di pinggir
jalan: bahan makanan, ikan asin, daging babi, asinan, buah-buahan dan sayuran,
keperluan ibadah, dan ratusan barang lainnya. Dan bis ini akan terus penuh,
sampai akhirnya berhenti di Washington Square. Dari sana, biasanya hanya
tersisa beberapa penumpang yang mayoritas aku tebak adalah pelajar. Berada di Columbus
Ave memberikan atmosfir yang sangat jauh berbeda dengan China Town. Daerah di
sekitar Washington Square ini merpakan Italian Neighborhood, di mana banya
terdapat café maupun resto khas Italia. Bis 30 akan berhenti di beberapa halte
di Columbus Ave sebelum akhirnya berbelok di Bay St dengan melewati kantor
Consultant General of Indonesia dan UPS store tempat aku mengirimkan kartu pos
ke Indonesia saat itu. Aku hanya perlu berjalan beberapa meter dari halte Hyde
St dan Bay St menuju EF, atau menuju Starbuck yang berada tepat di sebelahnya
jika masih punya waktu.
Perjalanan pulang, rasanya tidak pernah sama. Kelas terakhir
biasanya slesai pukul 5 sore, dan terlalu cepat untuk pulang ke rumah. Jadi biasanya
aku memutuskan untuk menikmati kota terlebih dahulu. Namun jika memang harus
segera pulang, maka aku lebih sering naik bis 30 menuju Market St dan mampir ke
Westfield untuk makan malam.
Kembali aku membayangkan berada di tengah kota San
Francisco, menikmati seluruh fasilitas transoprtasinya yang bagiku sangat
menyenangkan, termasuk pedestriannya yang luas dan sangat aman dan menyenangkan!
Tidak jarang aku menghabiskan waktu hanya mencoba jalur transportasi lain tanpa
takut tidak bisa kembali. Dan walaupun harus menempuh waktu sekitar 1 jam untuk
sampai ke EF dari rumah (salah satu jarak tempuh yang terlama dibandingkan
dengan teman-teman pada umumnya), aku sangat menikmati pengalaman ini.
Comments
Post a Comment