Latihan hari ini cukup buat gua teler parah. Walaupun capsized gua hari ini gak separah minggu lalu, tapi tetep aja merupakan hal yang sangat menguras tenaga. Ujung tiang utama kapal gua terlihat hitam sekitar 80 cm. Ya, dasar laut ancol bisa dipastikan adalah lumpur endapan, bukan pasir! Berita baiknya adalah, gak ada yang ilang waktu kapal gua kebalik itu. Kecuali minuman sama kanebo. Ini bisa dibilang bukan 'kehilangan' dibanding insiden beberapa minggu lalu yang buat gua kehilangan pull spinnaker, beberapa kerusakan di badan kapal, lepasnya beberapa tali yang ternyata susah banget dipasang lagi, dan trauma.
Gua sangat menikmati olah raga ini sama kayak anak lain menikmati futsal. Olah raga ini bisa dibilang ekstrem buat sebagian orang, dan unik. Gua gak perlu ngikutin lomba antar RT, RW, Sekolahan, rayon, kecamatan, kota, pfftttt tapi biasanya langsung tingkat nasional.
Gua inget betul pas doi main 470 sama Agustin, dan hampir nabrak kapal laser gua. Doi nengok ke arah gua dan bilang, "kamu gak liat apa, kapal temenmu hampir pecah?!" Ya, waktu itu gua jelas yang punya hak jalan. Gua langsung gak respek sama orang yang ternyata sekarang jadi crew (co-pilot) gua. Minggu depannya, doi minta maaf ke gua masalah itu dan ngejelasin ulang. Bukan gua yang doi salahin waktu itu. Dia nengok ke gua cuma buat memastikan kalo kapal gua gak kenapa-napa.
Gua nerima tawarannya jadi skipper (pilot) buat main 470 bareng doi. Butuh waktu sangat lama buat ngompakin kita berdua. Gua yang terbiasa main single-handed boat sedangkan dia terbiasa double-handed boat. Tiap minggu latihan, gua ulangi, tiap minggu pasti selalu ada masalah. Mulai dari tali yang putus, layar robek, pecah, ilang. Pffftt. Ya bahkan hari ini. Tali putus, layar sama tiang kotor, dagger board retak, bahkan roda trolley kempes terus lepas.
Begitu naik ke darat, kita langsung beresin kapal dan badan. Air tawar terasa sangat manis walaupin cuma dari pancuran.
Comments
Post a Comment